Pemprov DKI Resmikan Jalur Sepeda Terpanjang Di Asia Tenggara
Pemprov DKI Resmikan Jalur Sepeda Terpanjang Di Asia Tenggara

Pemprov DKI Resmikan Jalur Sepeda Terpanjang Di Asia Tenggara

Pemprov DKI Resmikan Jalur Sepeda Terpanjang Di Asia Tenggara

Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Pemprov DKI Resmikan Jalur Sepeda Terpanjang Di Asia Tenggara
Pemprov DKI Resmikan Jalur Sepeda Terpanjang Di Asia Tenggara

Pemprov DKI Jakarta resmi meresmikan jalur sepeda terpanjang di Asia Tenggara pada Selasa, 28 Mei 2025. Jalur ini membentang sejauh 120 kilometer, menghubungkan berbagai wilayah dari Jakarta Selatan hingga Jakarta Utara. Proyek ambisius ini menjadi bagian dari komitmen Pemprov untuk menciptakan kota yang ramah lingkungan dan mendukung mobilitas sehat bagi warganya.

Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, dalam pidato peresmiannya mengatakan bahwa jalur sepeda ini tidak hanya menjadi kebanggaan warga ibu kota, tapi juga simbol perubahan arah pembangunan Jakarta. “Kita ingin kota ini tidak hanya efisien secara ekonomi, tapi juga sehat dan nyaman bagi penduduknya,” ujarnya.

Pembangunan jalur ini berlangsung selama dua tahun dengan melibatkan kolaborasi antara Dinas Perhubungan, Dinas Bina Marga, dan berbagai komunitas sepeda. Rute ini melintasi kawasan strategis seperti Sudirman-Thamrin, Monas, Kemang, Cikini, hingga Ancol. Selain infrastruktur jalur khusus, Pemprov juga membangun lebih dari 80 titik istirahat, 35 stasiun sepeda umum, serta sistem keamanan CCTV sepanjang jalur.

Proyek ini terinspirasi dari kota-kota besar dunia seperti Amsterdam dan Kopenhagen yang sukses mengintegrasikan jalur sepeda dalam sistem transportasi perkotaan. “Kita belajar dari mereka, tapi kita sesuaikan dengan kondisi tropis dan budaya urban kita,” tambah Heru.

Pemprov DKI dengan hal initak hanya panjang dan terintegrasi, jalur sepeda ini juga dilengkapi dengan fasilitas pendukung seperti lampu jalan hemat energi, marka jalur berwarna cerah, serta akses ramah disabilitas. Beberapa titik bahkan memiliki charging station untuk sepeda listrik. Dengan berbagai kelengkapan ini, jalur sepeda Jakarta diharapkan bisa menjadi benchmark untuk kota-kota lain di Asia Tenggara.

Antusiasme Warga Dan Komunitas Sepeda: Bukti Sukses Program

Antusiasme Warga Dan Komunitas Sepeda: Bukti Sukses Program oleh warga Jakarta, khususnya para pesepeda. Ribuan warga turut menghadiri acara peresmian, yang juga dimeriahkan dengan parade sepeda, bazar kuliner sehat, dan panggung musik di kawasan Bundaran HI. Komunitas sepeda dari berbagai penjuru Jakarta turut berpartisipasi dan menggelar acara gowes bareng lintas kota.

Rina Sari, salah satu anggota komunitas sepeda ‘Gowes Santai Kemang’, mengaku sangat senang dengan jalur baru ini. “Biasanya kita suka ragu kalau mau sepedaan jauh karena takut jalannya nggak aman. Sekarang jalurnya jelas, nyaman, dan lebih aman. Jadi makin semangat gowes pagi atau sore,” ujarnya sambil tersenyum.

Antusiasme ini juga terlihat dari meningkatnya penjualan sepeda di Jakarta. Beberapa toko sepeda mencatat kenaikan penjualan hingga 40% sejak awal tahun 2025. Banyak warga yang kini memilih sepeda sebagai alat transportasi alternatif untuk ke kantor, sekolah, atau sekadar olahraga pagi.

Beberapa sekolah dan kantor bahkan mulai menyediakan fasilitas parkir sepeda yang lebih layak. Perusahaan swasta juga digandeng oleh Pemprov DKI untuk mendukung budaya bersepeda, termasuk memberi insentif bagi karyawan yang berangkat kerja dengan sepeda.

Pihak Transjakarta juga bekerja sama menyediakan jalur akses sepeda ke halte-halte strategis. Dengan ini, integrasi antarmoda semakin nyata—pesepeda bisa bersepeda hingga titik transportasi massal lalu melanjutkan perjalanan.

Para pengusaha sektor pariwisata dan UMKM juga ikut merasakan manfaatnya. Di titik-titik istirahat jalur sepeda, banyak UMKM kuliner dan jasa persewaan sepeda bermunculan. Hal ini menciptakan efek ekonomi baru yang memberdayakan masyarakat sekitar.

Dukungan Pemprov DKI Dan Harapan Menuju Kota Hijau

Dukungan Pemprov DKI Dan Harapan Menuju Kota Hijau terhadap langkah progresif Pemprov DKI Jakarta dalam mengembangkan transportasi hijau. Menteri Perhubungan RI, Budi Karya Sumadi, yang turut hadir dalam peresmian jalur sepeda, mengatakan bahwa inisiatif ini sejalan dengan visi nasional untuk menekan emisi karbon dan menciptakan kota-kota berkelanjutan.

“Transportasi ramah lingkungan seperti ini akan menjadi prioritas di masa depan. Jakarta telah memberi contoh. Kami akan mendorong kota-kota lain untuk mereplikasi program serupa,” ujar Budi.

Jalur sepeda ini masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Jakarta 2022–2026. Dalam rencana itu, Pemprov DKI menargetkan penurunan emisi karbon dari sektor transportasi sebesar 30% hingga tahun 2030. Salah satu langkah kuncinya adalah mengalihkan sebagian mobilitas warga dari kendaraan bermotor ke moda non-emisi seperti sepeda.

Selain itu, Pemprov juga telah menandatangani kerja sama dengan sejumlah LSM lingkungan dan lembaga donor internasional untuk membantu riset dan pengembangan fasilitas berkelanjutan. Dalam waktu dekat, Jakarta akan memiliki pusat riset transportasi hijau yang berlokasi di Universitas Indonesia.

Gubernur Heru menegaskan bahwa pembangunan ini tidak berhenti di angka 120 kilometer. Pemprov merencanakan penambahan 50 kilometer jalur baru hingga akhir 2026, dengan fokus menghubungkan daerah pemukiman padat seperti Kalideres, Cengkareng, dan Cipayung.

Dinas Perhubungan Jakarta juga sedang menyusun regulasi baru tentang insentif bagi pengguna sepeda, seperti potongan tarif parkir dan reward poin aplikasi transportasi hijau. Tujuannya agar warga makin terdorong menggunakan sepeda secara rutin.

Tak kalah penting, Pemprov juga mendorong integrasi sistem data lewat aplikasi digital. Rencananya akan diluncurkan aplikasi “Gowes Jakarta” yang mencakup rute, lokasi rest area, statistik jarak tempuh, hingga insentif bagi pengguna aktif. Dengan teknologi ini, pemantauan dan evaluasi program bisa dilakukan lebih mudah dan transparan.

Tantangan Ke Depan: Edukasi, Perawatan, Dan Ketertiban Lalu Lintas

Tantangan Ke Depan: Edukasi, Perawatan, Dan Ketertiban Lalu Lintas, Pemprov DKI menyadari masih banyak tantangan di depan. Salah satu yang paling penting adalah edukasi masyarakat soal penggunaan jalur sepeda yang benar. Masih ditemukan pengendara motor atau pejalan kaki yang masuk ke jalur sepeda, sehingga berpotensi menimbulkan kecelakaan atau ketidaknyamanan.

Dinas Perhubungan DKI telah menggandeng kepolisian dan Satpol PP untuk melakukan patroli rutin dan sosialisasi. Petugas ditempatkan di titik-titik rawan untuk mengingatkan pengguna jalan agar tidak salah jalur. Selain itu, rambu-rambu dan papan informasi ditambah agar pengguna lebih mudah memahami aturan.

Pemeliharaan infrastruktur juga menjadi perhatian. Jalur sepeda harus tetap nyaman dan aman digunakan dalam jangka panjang. Untuk itu, Pemprov mengalokasikan anggaran tahunan khusus untuk perawatan jalur sepeda, termasuk pengecatan ulang marka jalan, perbaikan aspal, dan pembersihan sampah.

Pendidikan soal etika bersepeda juga mulai dimasukkan dalam kurikulum sekolah dasar dan menengah. Ini penting agar sejak kecil, anak-anak sudah mengenal budaya bertransportasi sehat dan tertib. Komunitas sepeda juga diharapkan menjadi agen perubahan dalam menyebarkan kebiasaan positif, seperti menggunakan helm, memberi isyarat belok, dan tidak melawan arus.

Tak kalah penting, Pemprov juga mendorong integrasi sistem data lewat aplikasi digital. Rencananya akan diluncurkan aplikasi “Gowes Jakarta” yang mencakup rute, lokasi rest area, statistik jarak tempuh, hingga insentif bagi pengguna aktif. Dengan teknologi ini, pemantauan dan evaluasi program bisa dilakukan lebih mudah dan transparan.

Jika tantangan ini bisa diatasi, maka Jakarta benar-benar berada di jalur yang tepat untuk menjadi kota hijau kelas dunia. Jalur sepeda bukan hanya infrastruktur, tapi simbol perubahan gaya hidup dan semangat kolaborasi semua pihak dari Pemprov DKI.

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait